Selasa, 17 Mei 2011

Waisak di Borobudur, inilah suasana malam waisak di Borobudur. Malam waisak itu depenuhi dengan lampion. Pada malam pncak ini seribu lampion menandai klimaks Tri Suci Waisak yang dipusatkan di Candi Borobudur, Magelang, jawa Tengah. Candi peninggalan kerajaan Mataram Kuno itu pun menjadi terang benderang oleh cahaya lampion dari yang merupakan sumbangan dari umat Budha.






http://media.vivanews.com/thumbs2/2011/05/17/111246_lampion-waisak-di-borobudur_300_225.jpg

Awalnya, acara puncak waisak di Borobudur ini sempat diguyur hujan. Namun ketika memasuki rangkaian acara selanjutnya, yakni pradaksina, cuaca kembali cerah. Para Bikhu dan umat Budha sembari membawa lilin langsung melakukan pradaksina atau berjalan mengelilingi Candi Borobudur sebanyak tiga kali.

Setelah tiga putaran usai, acara dilanjutkan dengan penyalaan lampion. Ketua Umum Walubi, Hartati Murdaya menjadi orang pertama yang menyalakan lampion. Berikutnya, diikuti oleh para bikhu dan bikhuni yang turut dalam upacara itu.

Selain umat Budha, penyalaan lampion ini juga dilakukan oleh masyarakat umum. Dalam sekejap, satu per satu hingga seribu lampion lepas membumbung tinggi diatas langit  kawasan Candi Borobudur. Tak pelak, langit Borobudur pun penuh bertaburkan cahaya lampion.

Menurut Bikhu Lian Ding Fashi, lampion dikalangan umat umat Budha merupakan simbol cahaya penerangan. Harapannya, kehidupan ini selalu terang. “Lampion itu merupakan simbol. “Terang dalam segala hal,”.

Itulah gamabaran puncak perayaan waisak di Borobudur.


EmoticonEmoticon